Wong cilik = sandal jepit




Serba salah jadi wong cilik, jadi bawahan..
Wong cilik selalu saja dituntut memenuhi kewajibannya, meskipun hak-haknya tidak selalu dipenuhi oleh si penguasa. Mau melawan, pasti kalah. Tidak melawan, harus siap ditindas seumur hidup oleh si penguasa.
Apa memang seorang yang berkuasa harus semena-mena seperti itu?
Sepertinya di negara ini kata "penguasa" dan "semena-mena" memang identik, tidak atau jarang sekali terpisahkan.
Atau memang aturannya harus begitu? Kalau tidak semena-mena, bukan penguasa namanya!
Apalagi kalau penguasa sudah bersekutu dengan penguasa lain, wong cilik pun tidak berdaya. Menjelma menjadi sandal jepit! Pasrah terinjak-injak!
Dan dengan pintarnya, si penguasa memanipulasi fakta, mengolah kata-
kata. Sehingga yang salah pun menjadi terbenarkan! (****** =mesoh-mesoh!)

Mungkin karena situasi itulah, di negeri ini muncul slogan baru "Yang kaya semakin kaya, yang miskin
makin miskin".
Ada pula istilah "kemiskinan turun temurun".
Coba bayangkan, seorang pegawai rendahan yang gajinya pas-pasan,hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Hanya mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat SLTA.
Perguruan tinggi? Membayangkan pun tidak berani!
Alhasil anaknya pun, karena bukan sarjana, hanya bisa menjadi pegawai rendahan pula. Dan begitu seterusnya turun temurun..

Anda ada dalam kategori "wong cilik" seperti uraian diatas? Jika ya, jangan khawatir, saya punya sedikit solusi untuk anda. Paling tidak anda mengetahui cara untuk mengubah status anda dari "wong cilik" menjadi "wong gedhe". Atau minimal anda bisa mempersiapkan generasi penerus,anak cucu anda untuk menjadi "wong gedhe".

1. Maksimalkan skill/kemampuan anda.

Jika anda mempunyai keahlian yang istimewa, harus anda maksimalkan. Yaitu dengan berlatih, berguru, belajar di sekolah khusus, kursus-kursus dan tentu saja anda harus mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Suatu saat keahlian anda akan menjadi tambang emas bagi anda.
2. Cara kedua, lebih sederhana dan lebih cepat. Yaitu dengan menjadi seorang "penjilat".

Tidak perlu berlatih ataupun sekolah khusus. Hanya perlu menyiapkan mental, menghilangkan empati, mengacuhkan ajaran agama dan sedikit operasi penebalan muka. Dan yang paling penting, harus siap menempatkan wajah anda di bawah kaki atasan atau si penguasa.
Kalau perlu, korbankan teman-teman anda, dan orang-orang di sekitar anda demi tujuan mulia anda tersebut. Tidak apa-apa mereka sengsara, toh tidak ada hubungannya dengan anda..
Jika anda tidak ada masalah dengan hal-hal tersebut dan sanggup melakukannya, Anda memang pantas menjadi seorang penjilat. Niscaya dalam waktu dekat anda akan segera menjadi "wong gedhe".
Selamat "menjilat".

(j*****)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pejabat korup? Wajar lah..