Serba salah jadi wong cilik , jadi bawahan.. Wong cilik selalu saja dituntut memenuhi kewajibannya, meskipun hak-haknya tidak selalu dipenuhi oleh si penguasa. Mau melawan, pasti kalah. Tidak melawan, harus siap ditindas seumur hidup oleh si penguasa. Apa memang seorang yang berkuasa harus semena-mena seperti itu? Sepertinya di negara ini kata "penguasa" dan "semena-mena" memang identik, tidak atau jarang sekali terpisahkan. Atau memang aturannya harus begitu? Kalau tidak semena-mena, bukan penguasa namanya! Apalagi kalau penguasa sudah bersekutu dengan penguasa lain, wong cilik pun tidak berdaya. Menjelma menjadi sandal jepit ! Pasrah terinjak-injak! Dan dengan pintarnya, si penguasa memanipulasi fakta, mengolah kata- kata. Sehingga yang salah pun menjadi terbenarkan! (****** =mesoh-mesoh!) Mungkin karena situasi itulah, di negeri ini muncul slogan baru "Yang kaya semakin kaya, yang miskin makin miskin". Ada pula istilah ...
Komentar
Posting Komentar
komentar ngawur